Senin, 29 Oktober 2012

Set your Life from Beginning

Haloooha, udah lama nih gak nulis blog akibat tugas-tugas UTS yang membombardir diriku #weseeeh
Ehm, tes tes..
Oke, seperti judul yang aku tulis diatas "Set Your Life From Beginning", nah itulah yang saat ini akan kulakukan. Aku mau memulai lagi hidupku dari awal seperti kertas putih yang masih kosong dan suci, belum berisi coretan2 pena. Aku mau meninggalkan semua kenangan-kenangan yang membuatku hidup gak karuan. Well.. Sekarang prinsip hidupku adalah jalani kehidupan yang mengalir apa adanya, aku nggak mau lagi ngoyo kaya dulu. Tapi bukan berarti aku gak punya tujuan hidup lho?? aku tetep punya tujuan hidup dan impian-impian yang selalu mengelilingi keseharianku dan aku tetap berusaha untuk mewujudkannya :) Sekarang aku udah nanemin dalam-dalam di lubuk hatiku yang paling dalam (lebay) bahwa aku udah menyerahkan seluruh alur kehidupanku kepada Allah SWT, Allah pasti tahu mana yang terbaik buat aku. Jadi aku mau menerima dengan senang hati apapun pemberian dari Allah. Dengan begitu, aku ngerasa hidupku jauh lebih tenang, nyaman, dan lega... Apapun yang terjadi padaku, aku harus menanggapinya dengan senyuman :) Yo yo semangat yooo!!! Set Your Life From Beginning Li!!

Rabu, 17 Oktober 2012

Aneh -_-"

Nggak bisa diterima nalar! 
Barusan, gak sengaja aku nonton salah satu entahlah itu sinetron atau apa, masa' pemain seorang ibu masi muda banget, malah bisa dibilang sepantaran atau malah lebih muda daripada pemain yang jadi anaknya  -_- gak ada pemain lain apa ya? Trus kalo dinalar ya, nikahnya umurnya berapa dong? Punya anaknya umur brapaan? Usia 3 tahun udah punya anak po? Kenapa gak pake pemain yang udah berumur, paling gak yang panteslah jadi ibu-ibu. Kenapa? takut ratingnya turun? Kadang ya sinetron sekarang gak mempertimbangkan hal-hal sepele kaya gitu, emang si sepele tapi bikin orang bertanya-tanya. Mbok ya diperhatiin. Jadilah sinetron yang bisa diterima nalar, memajukan pemikiran penontonnya, jangan malah membodohi penonton!

Minggu, 14 Oktober 2012

Asyiknya Menonton Film Jadul “Kugapai Cintamu”



Film “Kugapai Cintamu”, salah satu film yang lahir di era 1970an tepatnya pada tahun 1977. Di setiap tahun, film-film Indonesia tentu memiliki ciri-ciri khas tersendiri termasuk dengan film “Kugapai Cintamu” yang untuk saat ini kita dapat menyebutnya sebagai salah satu film jadul yang sangat laris pada zamannya. Film ini dibintangi oleh bintang film senior Indonesia yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita, yaitu Roy Marten, Cok Simbara, Jenny Rachman, dan Lenny Marlina. Film ini berlatar belakang di daerah Kota Yogyakarta tepatnya di Universitas Gadjah Mada pada masa-masa Ospek penerimaan mahasiswa baru.
            Setelah menonton film “Kugapai Cintamu” ini, saya dapat melihat kekhasan dari film-film yang dibuat di era tahun 1970an. Dari segi busana pemainnya, perempuan lebih identik menggunkan rok yang lebar, laki-laki identik menggunakan celana yang semakin melebar di bagian bawahnya. Film di era ini juga tidak segan-segan untuk menggunakan kata-kata kasar dan kotor di dalam dialognya, seperti kata “Bajigur, Asu, Lonthe, Tai, Brengsek, dll”. Sepertinya di era ini tidak ada lembaga sensor yang ketat menyensor bagian-bagian atau dialog-dialog seperti ini. Cara pengambilan gambarnya pun masih terasa sangat kasar. Ketika akan memfokuskan ke muka salah satu pemain untuk mengambil ekspresi wajah, teknik zoomnya pun masih tidak sehalus film-film di era saat ini. Kekhasan film ini juga identik dengan pergaulan yang telalu bebas yang digambarkan pada tokoh Irawati (diperankan oleh Jenny Rachman) bersama teman-temannya, minum minuman keras, perempuan merokok, dan akhirnya Irawati hamil di luar nikah. Di dalam film ini juga ada adegan Widuri yang dijebak oleh Irawati. Widuri diperkosa dan akhirnya ia juga hamil di luar nikah. Yang saya heran, tokoh Widuri ini kelewat baik atau apa ya? Jelas-jelas ia diperkosa dan dijebak, martabatnya sebagai wanita telah direnggut, tetapi dia tetap saja baik terhadap Irawati, seperti tidak ada perlawanan sama sekali tetapi hanya pasrah dan menerima nasib.  
            Menurut saya salah satu contoh adegan yang menarik dalam film “Kugapai Cintamu” ini ketika penganalogian tokoh Todi dan Irawati yang tidak akur sebagai sepasang suami istri dengan penggambaran dua kucing yang sedang bertengkar. Menurut saya, bagian tersebut sangatlah menarik. Kita tidak perlu selalu menjelaskan adegan film dengan dialog tetapi bisa juga dengan analogi tertentu. Kata-kata dalam film tersebut yang sangat mengena bagi saya adalah kata-kata yang diucapkan oleh tokoh Todi, “Hargaku setengah juta”. Menurut saya kata-kata itu sangat unik tetapi memiliki nilai dan penafsiran yang mendalam menggambarkan kondisi Todi yang tidak memiliki pilihan lain, membayar utangnya yang setengah juta dengan cara menikahi Irawati. Menurut saya, banyak kata-kata yang terkandung dalam film ini yang sangat mengena dan memiliki pesan yang ingin disampaikan, seperti “Kalau ingin jadi orang, merangkak dulu!”.
            Bagi saya, menonton film ini sangatlah menarik karena saya dapat melihat film buatan zaman dulu. Film yang dibuat dengan alat yang belum secanggih sekarang. Saya dapat membandingkan antara film Indonesia pada era tahun 1970an dengan film Indonesia di era sekarang, tahun 2012. Perbedaannya terlihat dari berbagai hal, baik dari segi busana sang artis, kata-kata atau dialog yang diucapkan, cara pengambilan gambar atau penyutingan gambar, gambaran lingkungan keseharian, efek audio, dan masih banyak lagi. Selain itu, saya juga dapat melihat gambaran Kota Yogyakarta, UGM, dan kegiatan Ospek tempo dulu yang tentunya tidak bisa saya dapatkan dari film-film Indonesia saat ini.

Tulisan By : Lia Titi Malinda
*Dilarang keras mengcopy paste tanpa seijin penulis

Sabtu, 13 Oktober 2012

Malam Minggu Bersama Radio Komunitas Angkringan

Malem minggu kemaren, malam minggu yang sangat2 berbeda dari biasanya. Malem mingguan bersama radio Komunitas Angkringan yang ada di Timbulharjo. Kita berlima dapet tugas wawancara ke radio Komunitas Angkringan untuk tugas mata kuliah Media Penyiaran. Menurutku, tugas ini sangatlah mengasyikkan. Kita bisa terjun langsung tanya-tanya tentang banyak hal ke radio komunitas yang emang sebelumnya aku gak terlalu tau apa itu radio komunitas. Nah, berhubung radio komunitas tu siarannya biasanya malem hari, kita dateng ke radionya habis maghrib. Sesampainya di sana kita disambut dengan ramah oleh para pengelola radio tersebut. Para pengelola rakom angkringan sangat terbuka, mereka mau menceritakan seluk beluk radio komunitas mereka. Radio Komunitas Angkringan ini merupakan radio milik warga Timbulharjo, Bantul. Anggotanya merupakan semua warga Timbulharjo itu sendiri. Fungsi radio komunitas ini untuk menyampaikan segala informasi ke masyarakat sekitar. Jadi istilahnya dari warga untuk warga. Kami mengambil tema Gender dalam wawancara kami. Bagaimana peran perempuan dalam radio komunitas tersebut? Ternyata, perempuan juga sangat berperan baik dalam pembentukan, pelaksanaan, pencarian dana radio komunitas Angkringan. Tidak ada perbedaan gender di radio komunitas ini. Perempuan pun mendapatkan porsi yang sama seperti halnya laki-laki. Bahkan, radio komunitas ini menganggap perempuan sebagai sesuatu yang sangat penting dalam memajukan radio komunitas ini. Biasanya, perempuan membawakan acara-acara siaran seperti acara hiburan, sosialisasi kesehatan, dll. Keanggotaan radio komunitas ini juga sangat terbuka. Jadi tidak ada istilah OPREC. Semua bebas menjadi penyiar, pengurus radio ini. Karena dengan begitu, jika itu merupakan keinginan mereka untuk bergabung dengan radio komunitas, tentu mereka akan sepenuh hati untuk menjaga, merawat radio komunitas tersebut. Radio Komunitas ini juga sangat menghargai perempuan, misal jika ada perempuan yang akan siaran, mereka menempatkan perempuan tersebut di jam-jam siaran awal sehingga mereka tidak pulang terlalu malam. Selain itu, mereka juga membuatkan surat ijin ke orang tua agar orang tua tidak khawatir ketika anaknya siaran malam hari. Kendala yang dihadapi radio komunitas ini terjadi ketika radio komunitas angkringan ini sempat fakum selama 2 tahun akibat rusaknya sarana dan prasarana radio dikarenakan petir. Keanggotaan perempuanpun semakin sedikit. Mereka harus membangun radio komunitas dari awal lagi. Dana yang mereka gunakan juga merupakan dana usaha mandiri. Nah.. Banyak sekali hal-hal mengenai radio komunitas angkringan. Semoga radio komunitas Angkringan dapat semakin maju dan eksis. Terima kasih kepada bapak-bapak pengurus radio komunitas Angkringan yang rela memberikan waktunya untuk kami wawancarai :) Demikian cerita tentang radio komunitas Angkringan







Kamis, 11 Oktober 2012

Ironis...

Nah, tadi pagi waktu berangkat kuliah jam setengah tujuh (busyet kuliah ma anak sekolah tetep gak jauh beda ), waktu lewat jembatan lempuyangan, aku ngelihat suatu fenomena yah walaupun simple atau gak penting tapi bikin sebel. Masa' ada pak pak polisi ngendarai motor sambil mainan hp??? What??? Katanya gak boleh ngendarai motor trus maenan hp??? Biasanya malah ada kasus tilang juga gara2 itu. Lha paknya sendiri piye? Petugas yang menertibkan malah nglanggar ckck
Percuma dong dibuat spanduk2 tentang aturan dilarang maen hp waktu berkendara. Emang lama kelamaan bener kalo peraturan tu dibuat buat dilanggar. Gmana Indonesia mau maju??? Kalo mau Indonesia maju, kita harus rubah sikap2 sepele kaya gini, meskipun sepele sebenernya bisa2 aja berdampak besar. Ayo kita mulai dari diri sendiri gak usah nunggu2 orang lain berubah! Rubah diri kita jadi lebih baik! Jangan tiru mereka yang salah!