Sabtu, 13 Oktober 2012

Malam Minggu Bersama Radio Komunitas Angkringan

Malem minggu kemaren, malam minggu yang sangat2 berbeda dari biasanya. Malem mingguan bersama radio Komunitas Angkringan yang ada di Timbulharjo. Kita berlima dapet tugas wawancara ke radio Komunitas Angkringan untuk tugas mata kuliah Media Penyiaran. Menurutku, tugas ini sangatlah mengasyikkan. Kita bisa terjun langsung tanya-tanya tentang banyak hal ke radio komunitas yang emang sebelumnya aku gak terlalu tau apa itu radio komunitas. Nah, berhubung radio komunitas tu siarannya biasanya malem hari, kita dateng ke radionya habis maghrib. Sesampainya di sana kita disambut dengan ramah oleh para pengelola radio tersebut. Para pengelola rakom angkringan sangat terbuka, mereka mau menceritakan seluk beluk radio komunitas mereka. Radio Komunitas Angkringan ini merupakan radio milik warga Timbulharjo, Bantul. Anggotanya merupakan semua warga Timbulharjo itu sendiri. Fungsi radio komunitas ini untuk menyampaikan segala informasi ke masyarakat sekitar. Jadi istilahnya dari warga untuk warga. Kami mengambil tema Gender dalam wawancara kami. Bagaimana peran perempuan dalam radio komunitas tersebut? Ternyata, perempuan juga sangat berperan baik dalam pembentukan, pelaksanaan, pencarian dana radio komunitas Angkringan. Tidak ada perbedaan gender di radio komunitas ini. Perempuan pun mendapatkan porsi yang sama seperti halnya laki-laki. Bahkan, radio komunitas ini menganggap perempuan sebagai sesuatu yang sangat penting dalam memajukan radio komunitas ini. Biasanya, perempuan membawakan acara-acara siaran seperti acara hiburan, sosialisasi kesehatan, dll. Keanggotaan radio komunitas ini juga sangat terbuka. Jadi tidak ada istilah OPREC. Semua bebas menjadi penyiar, pengurus radio ini. Karena dengan begitu, jika itu merupakan keinginan mereka untuk bergabung dengan radio komunitas, tentu mereka akan sepenuh hati untuk menjaga, merawat radio komunitas tersebut. Radio Komunitas ini juga sangat menghargai perempuan, misal jika ada perempuan yang akan siaran, mereka menempatkan perempuan tersebut di jam-jam siaran awal sehingga mereka tidak pulang terlalu malam. Selain itu, mereka juga membuatkan surat ijin ke orang tua agar orang tua tidak khawatir ketika anaknya siaran malam hari. Kendala yang dihadapi radio komunitas ini terjadi ketika radio komunitas angkringan ini sempat fakum selama 2 tahun akibat rusaknya sarana dan prasarana radio dikarenakan petir. Keanggotaan perempuanpun semakin sedikit. Mereka harus membangun radio komunitas dari awal lagi. Dana yang mereka gunakan juga merupakan dana usaha mandiri. Nah.. Banyak sekali hal-hal mengenai radio komunitas angkringan. Semoga radio komunitas Angkringan dapat semakin maju dan eksis. Terima kasih kepada bapak-bapak pengurus radio komunitas Angkringan yang rela memberikan waktunya untuk kami wawancarai :) Demikian cerita tentang radio komunitas Angkringan







Tidak ada komentar:

Posting Komentar