Minggu, 14 Oktober 2012

Asyiknya Menonton Film Jadul “Kugapai Cintamu”



Film “Kugapai Cintamu”, salah satu film yang lahir di era 1970an tepatnya pada tahun 1977. Di setiap tahun, film-film Indonesia tentu memiliki ciri-ciri khas tersendiri termasuk dengan film “Kugapai Cintamu” yang untuk saat ini kita dapat menyebutnya sebagai salah satu film jadul yang sangat laris pada zamannya. Film ini dibintangi oleh bintang film senior Indonesia yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita, yaitu Roy Marten, Cok Simbara, Jenny Rachman, dan Lenny Marlina. Film ini berlatar belakang di daerah Kota Yogyakarta tepatnya di Universitas Gadjah Mada pada masa-masa Ospek penerimaan mahasiswa baru.
            Setelah menonton film “Kugapai Cintamu” ini, saya dapat melihat kekhasan dari film-film yang dibuat di era tahun 1970an. Dari segi busana pemainnya, perempuan lebih identik menggunkan rok yang lebar, laki-laki identik menggunakan celana yang semakin melebar di bagian bawahnya. Film di era ini juga tidak segan-segan untuk menggunakan kata-kata kasar dan kotor di dalam dialognya, seperti kata “Bajigur, Asu, Lonthe, Tai, Brengsek, dll”. Sepertinya di era ini tidak ada lembaga sensor yang ketat menyensor bagian-bagian atau dialog-dialog seperti ini. Cara pengambilan gambarnya pun masih terasa sangat kasar. Ketika akan memfokuskan ke muka salah satu pemain untuk mengambil ekspresi wajah, teknik zoomnya pun masih tidak sehalus film-film di era saat ini. Kekhasan film ini juga identik dengan pergaulan yang telalu bebas yang digambarkan pada tokoh Irawati (diperankan oleh Jenny Rachman) bersama teman-temannya, minum minuman keras, perempuan merokok, dan akhirnya Irawati hamil di luar nikah. Di dalam film ini juga ada adegan Widuri yang dijebak oleh Irawati. Widuri diperkosa dan akhirnya ia juga hamil di luar nikah. Yang saya heran, tokoh Widuri ini kelewat baik atau apa ya? Jelas-jelas ia diperkosa dan dijebak, martabatnya sebagai wanita telah direnggut, tetapi dia tetap saja baik terhadap Irawati, seperti tidak ada perlawanan sama sekali tetapi hanya pasrah dan menerima nasib.  
            Menurut saya salah satu contoh adegan yang menarik dalam film “Kugapai Cintamu” ini ketika penganalogian tokoh Todi dan Irawati yang tidak akur sebagai sepasang suami istri dengan penggambaran dua kucing yang sedang bertengkar. Menurut saya, bagian tersebut sangatlah menarik. Kita tidak perlu selalu menjelaskan adegan film dengan dialog tetapi bisa juga dengan analogi tertentu. Kata-kata dalam film tersebut yang sangat mengena bagi saya adalah kata-kata yang diucapkan oleh tokoh Todi, “Hargaku setengah juta”. Menurut saya kata-kata itu sangat unik tetapi memiliki nilai dan penafsiran yang mendalam menggambarkan kondisi Todi yang tidak memiliki pilihan lain, membayar utangnya yang setengah juta dengan cara menikahi Irawati. Menurut saya, banyak kata-kata yang terkandung dalam film ini yang sangat mengena dan memiliki pesan yang ingin disampaikan, seperti “Kalau ingin jadi orang, merangkak dulu!”.
            Bagi saya, menonton film ini sangatlah menarik karena saya dapat melihat film buatan zaman dulu. Film yang dibuat dengan alat yang belum secanggih sekarang. Saya dapat membandingkan antara film Indonesia pada era tahun 1970an dengan film Indonesia di era sekarang, tahun 2012. Perbedaannya terlihat dari berbagai hal, baik dari segi busana sang artis, kata-kata atau dialog yang diucapkan, cara pengambilan gambar atau penyutingan gambar, gambaran lingkungan keseharian, efek audio, dan masih banyak lagi. Selain itu, saya juga dapat melihat gambaran Kota Yogyakarta, UGM, dan kegiatan Ospek tempo dulu yang tentunya tidak bisa saya dapatkan dari film-film Indonesia saat ini.

Tulisan By : Lia Titi Malinda
*Dilarang keras mengcopy paste tanpa seijin penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar